Rabu, 13 Oktober 2010

manufaktur

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR

Sistem Informasi Manufaktur merupakan subset dari Sistem Informasi Manajemen yang menyediakan informasi untuk digunakan dalam pemecahan masalah manufaktur. Manajer dalam area manufaktur menggunakan komputer sebagai komponen sistem fisik maupun sistem informasi konseptual. Manajer pada area manufaktur menggunakan komputer dalam sistem produk fisik untuk aplikasi seperi CAM (Computer Aided Manufacturing) dan CAD (Computer Aided Design).

Sistem Informasi Manufaktur/ Produksi adalah sistem informasi yang mendukung perencanaan, pengawasan dan penyelesaian proses produksi (manufaktur)

KOMPUTER DALAM MANUFAKTUR

- Manajemen manufaktur menggunakan komputer sebagai:
• sistem konseptual (pada area persediaan: Titik pemesanan kembali, MRP, JIT)
• elemen dalam sistem produksi fisik (CAD, CAM, dan robotik)
- SI Manufaktur terdiri dari tiga subsistem input dan empat subsistem output
- Perhatian utama adalah bagaimana komputer digunakan sebagai suatu sistem konseptual
dicampur dengan aplikasi dalam sistem fisik oleh suatu konsep yang disebut computer-integrated manufacturing (CIM).


KOMPUTER SEBAGAI INFORMASI MANUFAKTUR

Komputer sebagai Bagian dari Sistem Fisik
1. Computer Aided Design (CAD)
- Computer Aided Engineering (CAE)
- Penggunaan komputer untuk membantu rancangan produk
- Menggunakan perangkat lunak CAD
- Hasil rancangan disimpan dalam database rancangan
2. Computer Aided Manufacturing (CAM)
- Penerapan komputer dalam proses produksi
- Mesin produksi khusus dikendalikan komputer untuk menghasilkan produk sesuai
Spesifikasi dari database rancangan.
- Sebagian besar otomatisasi pabrik terdiri dari teknologi CAM
- Produksi lebih cepat dan presisi.
3. Robotik
- Melibatkan robot industrial (IR), alat yang secara otomatis melaksanakan tugas-tugas
tertentu dalam manufaktur
- IR diperkenalkan pertama kali pada industri mobil tahun 1974
- Memungkinkan biaya yang lebih rendah, kualitas tinggi, melaksanakan tugas yang
berbahaya.




Komponen-komponen utama sistem MRP:
1. Sistem Penjadualan Produksi

Yaitu menyiapkan master production schedule yang memproyeksikan produksi hingga satu tahun ke depan untuk mengakomodasi proses produksi. Master production schedule menggunakan 4 file data mencakup file Pesanan Pelanggan, file Ramalan Penjualan, File Persediaan Barang Jadi, file Kapasitas Produksi.

2. Sistem Material Requirements Planning
yaitu menentukan berapa banyak material yang diperlukan untuk memproduksi jumlah unit yang diinginkan.

File yang diperlukan:
File Bill Of Material, kuantitas pada bill of material dikalikan dengan kebutuhan bruto (gross requirements).jumlah unit yang akan diproduksi
File Persediaan Bahan Baku digunakan untuk menentukan material yang telah dimilki. Material tersebut dikurangi dengan kebutuhan bruto kebutuhan netto (net requirements) yaitu jumlah yang harus dibeli untuk memenuhi jadual produksi.

3. Sistem Capacity Requirements Planning
Berhubungan dengan sistem Material Requirements Planning
Untuk memastikan bahwa produksi terjadual sesuai dengan kapasitas pabrik.
4. Sistem Pengeluaran Pesanan (Order Release System)
Menggunakan jadual pesanan terencana untuk input dan mencetak laporan pengeluaran pesanan (order release report). Satu salinan diserahkan kepada pembeli di departemen pembelian untuk berunding dengan pemasok, dan salinan lain dikirimkan ke manajer manufaktur untuk mengontrol proses produksi.

Sistem titik pemesanan kembali
Setelah komputer pertama diterapkan secara berhasil dalam area akuntansi komputer diberikan tugas mengendalikan persediaan. Pendekatan paling sederhana adalah pendekatan reaktif yaitu menunggu hingga saldo suatu jenis barang mencapai tingkat tertentu dan kemudian memicu pesanan pembelian atau suatu proses produksi. Tingkat barang yang berfungsi sebagai pemicu disebut titik pemesanan barang dan sistem yang mendasarkan keoutusan pembelian pada titik pemesanan kembali disebut sistem titik pemesanan kembali.
Rumus titik pemesanan kembali
Manajer manufaktur tidak perlu menebak untuk menentukan ROP.ROP dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
R = LU + S
Dimana :
R : titik pemesana kembali
L : lead time pemasok
U : tingkat pemakaian (jumlah Unit yang digunakan atau terjual per hari)
S : tingkat safety stock (dalam unit)

Perencanaan Sumber Manufaktur / MRP II (Manufacturing Resource Plannings)
Adalah mengintegrasikan semua proses di dalam manufaktur yang berhubungan dengan manajemen material.
Manfaat MRP II :
1. Penggunaan sumberdaya yang lebih efisien
2. Perencanaan prioritas yang lebih baik
3. Pelayanan pelanggan yang meningkat
4. Semangat pekerja yang meningkat
5. Informasi manajemen yang lebih baik
Just -In-Time (JIT)
Menjaga arus material ke pabrik hingga minimum dengan menjadualnya agar tiba di stasiun kerja tepat pada waktunya (just in time)



• SUB SISTEM INPUT MANUFAKTUR
Terdiri dari Sistem Informasi Akuntansi, Subsistem Rekayasa Industri, dan Subsistem Intelijen Manufaktur.
Sistem Informasi Akuntansi
Menyediakan data input bagi aplikasi manufaktur. Terminal ditempatkan di seluruh pabrik untuk mencatat kegiatan pekerja manufaktur dan sumber daya mesin ketika bahan baku diubah menjadi produk akhir.
Subsistem Rekayasa Industri
Menyediakan data dan informasi yang menjelaskan operasi manufaktur internal dari Industrial Engineer (IE) yang mempelajari proses produksi agar menjadi lebih efisien yaitu dengan merancang sistem produksi fisik dengan menentukan lokasi pabrik, cara mengatur jalur produksi, dan urutan proses yang harus dilaksanakan.
Subsistem Intelijen Manufaktur
Menyediakan data dan informasi mengenai pemasok dan serikat buruh yang dikumpulkan melalui penelitan khusus dan pertemuan pribadi.





• SUBSISTEM OUTPUT MANUFAKTUR
Terdiri dari Subsistem Produksi, Subsistem Persediaan, Subsistem Kualitas.
Subsistem Produksi
Mengukur proses produksi dalam hal waktu dengan menelusuri arus kerja dari satu langkah ke langkah berikutnya.
Subsistem Persediaan
Mengukur volume kegiatan produksi saat persediaan diubah dari bahan mentah menjadi barang dalam proses dan akhirnya barang jadi.
Perusahaan berusaha meminimumkan biaya pemeliharaan dengan menjaga agar tingkat persediaannya rendah dengan cara memesan dalam kuantitas kecil atau ekonomis. Metode yang dapat digunakan adalah EOQ & EMQ.
EOQ (Economic Order Quantity): menyeimbangkan biaya pemeliharaan dan pembelian serta mengidentifikasi biaya kombinasi terendah.
EMQ (Economic Manufacturing Quantity): menyeimbangkan biaya penyimpanan persediaan dengan biaya ketidak efisienan produksi.
Subsistem Kualitas
Mengukur kualitas bahan saat bahan tersebut diubah. Diukur mutu/kualitasnya mulai saat diterima dari pemasok, berbagai titik dalam proses produksi, dan barang jadi sebelum meninggalkan pabrik.
Sub sistem Biaya
Mengukur biaya yang terjadi dalam proses produksi.
Laporan periodik
Menyaratkan unsur-unsur:
1. Standard-standar
2. Informasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar