Etika
Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari
kebiasaan") adalah sebuah sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau
kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moralEtika
mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab]
St. John of Damascus
(abad ke-7 Masehi) menempatkan etika di dalam kajian filsafat praktis (practical
philosophy).
Etika dimulai bila
manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan kita.
Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis
kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain.[1] Untuk
itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan
oleh manusia.
Secara metodologis,
tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika. Etika
memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi .
Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika
adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain
yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif.
Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.
Jenis Etika
Etika Filosofis
Etika filosofis secara
harfiah (fay overlay) dapat dikatakan sebagai etika yang berasal dari kegiatan
berfilsafat atau berpikir, yang dilakukan oleh manusia. Karena itu, etika
sebenarnya adalah bagian dari filsafat; etika lahir dari filsafat.
Etika termasuk dalam
filsafat, karena itu berbicara etika tidak dapat dilepaskan dari filsafat. Karena
itu, bila ingin mengetahui unsur-unsur etika maka kita harus bertanya juga
mengenai unsur-unsur filsafat. Berikut akan dijelaskan dua sifat etika:
1. Non-empiris Filsafat
digolongkan sebagai ilmu non-empiris.
Ilmu empiris adalah ilmu yang didasarkan pada fakta atau yang kongkret. Namun
filsafat tidaklah demikian, filsafat berusaha melampaui yang kongkret dengan
seolah-olah menanyakan apa di balik gejala-gejala kongkret. Demikian pula
dengan etika. Etika tidak hanya berhenti pada apa yang kongkret yang secara
faktual dilakukan, tetapi bertanya tentang apa yang seharusnya dilakukan atau
tidak boleh dilakukan.
2. Praktis Cabang-cabang
filsafat berbicara mengenai sesuatu “yang ada”. Misalnya filsafat hukum
mempelajari apa itu hukum. Akan tetapi etika tidak terbatas pada
itu, melainkan bertanya tentang “apa yang harus dilakukan”. Dengan demikian
etika sebagai cabang filsafat bersifat praktis karena langsung berhubungan
dengan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan manusia. Tetapi ingat bahwa
etika bukan praktis dalam arti menyajikan resep-resep siap pakai. Etika tidak
bersifat teknis melainkan reflektif. Maksudnya etika hanya menganalisis
tema-tema pokok seperti hati nurani, kebebasan, hak dan kewajiban, dsb, sambil
melihat teori-teori etika masa lalu untuk menyelidiki kekuatan dan
kelemahannya. Diharapakan kita mampu menyusun sendiri argumentasi yang tahan
uji.
Etika Teologis
Ada dua hal yang
perlu diingat berkaitan dengan etika teologis.
Pertama, etika teologis bukan hanya milik agama tertentu, melainkan setiap
agama dapat memiliki etika teologisnya masing-masing.[rujukan?] Kedua,
etika teologis merupakan bagian dari etika secara umum, karena itu banyak
unsur-unsur di dalamnya yang terdapat dalam etika secara umum, dan dapat
dimengerti setelah memahami etika secara umum.[4]
Secara umum, etika
teologis dapat didefinisikan sebagai etika yang bertitik tolak dari
presuposisi-presuposisi teologis.[5] Definisi
tersebut menjadi kriteria pembeda antara etika filosofis dan etika teologis.[rujukan?] Di
dalam etika Kristen, misalnya, etika teologis
adalah etika yang bertitik tolak dari presuposisi-presuposisi tentang Allah atau Yang Ilahi,
serta memandang kesusilaan bersumber dari dalam kepercayaan terhadap Allah atau
Yang Ilahi.[rujukan?] Karena
itu, etika teologis disebut juga oleh Jongeneel sebagai
etika transenden dan etika teosentris.[6] Etika
teologis Kristen memiliki objek yang sama dengan etika secara
umum, yaitu tingkah laku manusia.[rujukan?] Akan
tetapi, tujuan yang hendak dicapainya sedikit berbeda, yaitu mencari apa yang
seharusnya dilakukan manusia, dalam hal baik atau buruk, sesuai dengan kehendak
Allah.[7]
Setiap agama dapat
memiliki etika teologisnya yang unik berdasarkan apa yang diyakini dan menjadi
sistem nilai-nilai yang dianutnya. Dalam hal ini, antara agama yang satu dengan
yang lain dapat memiliki perbedaan di dalam merumuskan etika teologisnya.[rujukan?]
[sunting]Relasi Etika Filosofis dan Etika Teologis
Terdapat perdebatan
mengenai posisi etika filosofis dan etika teologis di dalam ranah etika.[rujukan?] Sepanjang
sejarah pertemuan antara kedua etika ini, ada tiga jawaban menonjol yang
dikemukakan mengenai pertanyaan di atas, yaitu:[8]
Tanggapan ini berasal
dari Augustinus (354-430) yang menyatakan bahwa etika teologis
bertugas untuk merevisi, yaitu mengoreksi dan memperbaiki etika filosofis.
Jawaban ini
dikemukakan oleh Thomas Aquinas (1225-1274)
yang menyintesiskan etika filosofis dan etika teologis sedemikian rupa, hingga
kedua jenis etika ini, dengan mempertahankan identitas masing-masing, menjadi
suatu entitas baru. Hasilnya adalah etika filosofis menjadi lapisan bawah yang
bersifat umum, sedangkan etika teologis menjadi lapisan atas yang bersifat
khusus.
Jawaban ini diberikan
oleh F.E.D.
Schleiermacher (1768-1834) yang menganggap etika teologis dan
etika filosofis sebagai gejala-gejala yang sejajar. Hal tersebut dapat
diumpamakan seperti sepasang rel kereta api yang sejajar.
Mengenai
pandangan-pandangan di atas, ada beberapa keberatan. Mengenai pandangan
Augustinus, dapat dilihat dengan jelas bahwa etika filosofis tidak dihormati
setingkat dengan etika teologis. Terhadap pandangan Thomas Aquinas, kritik yang
dilancarkan juga sama yaitu belum dihormatinya etika filosofis yang setara
dengan etika teologis, walaupun kedudukan etika filosofis telah diperkuat
,Terakhir, terhadap pandangan Schleiermacher, diberikan kritik bahwa meskipun
keduanya telah dianggap setingkat namun belum ada pertemuan di antara mereka.
Ada pendapat lain
yang menyatakan perlunya suatu hubungan yang dialogis antara keduanya. Dengan
hubungan dialogis ini maka relasi keduanya dapat terjalin dan bukan hanya
saling menatap dari dua horizon yang paralel saja. Selanjutnya diharapkan dari
hubungan yang dialogis ini dapat dicapai suatu tujuan bersama yang mulia, yaitu
membantu manusia dalam bagaimana ia seharusnya hidup.
CONTOH ETIKA YANG ADA
DI INDONESIA
Etika yang ada di
masyarakat
Beberapa contoh etika
yang ada di masyarakat
Etika Pada Saat
Menelepon
Salah satu cara seseorang berkomunikasi dengan
orang lain yakni tidak hanya berkirim sms atauemail, berkirim surat, chatting tapi
juga melalui telepon. Seseorang menelepon orang lain pasti ada sesuatu yang
penting atau mungkin darurat untuk dibicarakan betapa pun singkat atau lamanya
pembicaraan di telepon, baik telepon rumah maupun lewat handphone (HP).
Jika kita perhatikan
secara seksama dan rinci etika orang Indonesia tatkala menelepon benar-benar buruk alias jelek.
Saat berbicara dengan lawan bicara di telepon rasanya sikap kesopanan belum
diterapkan secara baik. Apalagi kalau telepon itu salah sambung, yang menelepon
tidak meminta maaf kepada lawan bicaranya. Sebaliknya, lawan bicara pun kerap
menjawab dengan nada kesal dan emosi saat mengetahui bahwa telepon itu salah
sambung.
Etika menelepon ini
mungkin bagi sebagian orang tidak terlalu dipermasalahkan tapi justru
hal kecil seperti inilah akan menimbulkan pertanyaan, ‘mengapa hal kecil
seperti ini tidak bisa diaplikasikan dengan baik?’
Dalam etika ini, saya
sudah terapkan dalam kegiatan sehari-hari yaitu, berbicara yang baik dan sopan
pada saat di telepon. Seperti saya bertelepon dengan siapa pun, baik dengan
teman,saudara,orang tua dll.
ETIKA BERBICARA DALAM
MASYARAKAT
Berbicara merupakan rutinitas yang
sering dilakukan oleh manusia. Dengan berbicara kita dapat menyampaikan
pendapat dan sebaliknya kita juga dapat mengetahui keinginan orang lain. Bila
kita berbicara dengan sopan maka dapat mendatangkan teman. Namun jika berbicara
tidak sopan maka akan mendatangkan banyak musuh. Etika dalam berbicara perlu
kita perhatikan. Sebab, dalam bermasyarakat kita pasti berhadapan dengan orang
lain yang memiliki sifat dan sikap berbeda satu sama lain. Etika yang baik
dalam berbicara yaitu :
1. Berbicaralah dengan tutur kata yang sopan, ramah tamah.
2. Hindarilah cara bicara yang bisa menimbulkan perselisihan, seperti mengadu
domba, fitnah, gosip, dll
3. Berbicaralah yang sesuai dengan siapa kita berbicara, misalnya dengan orang
yang lebih tua kita berbicara dengan sopan dan rasa hormat. Berbicara dengan
yang lebih muda kita bisa lebih menghargai.
4. Berbicaralah sesuai waktu dan kondisi lawan bicara kita
Janganlah orang yang sedang beribadah, kita ajak berbicara karena itu tidak
sopan meskipun lawan bicara kita adalah orang terdekat kita. Misalnya jika kita
ingin berbicara dengan teman kita lewat telepon kita harus liat waktu terlebih
dahulu. Jika kita menelepon pada jam 2 dini hari, maka hal ini cukup mengganggu
kenyamanan tidur orang lain (lawan bicara kita).
Didalam etika ini,
saya sudah terapkan dalam aktifitas sehari-hari, yaitu berbicara yang sopan,
tidak berbicara yang menimbulkan perselisihan, dantidak memotong pembicaraan
pada saat orang berbicara.
ETIKA DALAM
BERPAKAIAN
Pakaian adalah
kebutuhan pokok bagi manusia, terlebih yang masih menganut adat timur, yang
masih kental dengan berbagai norma masyarakat. Oleh karena itu, manusia dapat
dinilai dari cara berpakaiannya. Tidak perlu pakaian mahal, yang penting pantas
dipakai. Karena pakaian mahal tidak menjamin seseorang akan dinilai dengan
baik.
Pakailah pakaian
sesuai dengan norma yang berlaku. Contohnya di Indonesia, yang mayoritas
memeluk agama Islam, maka pakailah pakaian yang tertutup. Maksud tertutup
disini adalah pakaian yang sopan, tidak wajib berkerudung. Sesuaikan dengan
kegiatan yang kita lakukan, contohnya bila kita akan datang ke sebuah acara
kegamaan, maka pakailah pakaian sesuai himbauan agama masing-masing.
Selain itu, jangan
memakai pakaian yang berlebihan. Karena dapat menimbulkan kesan atau nilai yang
kurang baik. Misalkan dengan memakai pakaian berlebihan akan di nilai sombong.
Yang paling penting
adalah pakailah pakaian yang bersih, rapi, dan sesuai dengan kita. Tidak
kebesaran atau kekecilan, dan juga sudah dicuci dan di setrika dengan rapi.
Pada etika ini saya
sudah terapkan dalam kegiatan sehari-hari yaitu dengan berpakaian dengan secara
sopan.
Etika Dalam Makan dan Minum
Makan dan minum merupakan
kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi agar manusia dapat bertahan hidup.
Berbagai macam jenis makanan tersedia di dunia ini. Sekarang, bagaimanakah kita
bisa memilih makanan dan minuman yang sesuai dengan kebutuhan kita. Karena
makanan yang baik adalah makanan yang bergizi. Etika dalam makan dan minum
dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya sebelum makan dan
minum kita harus berdoa dahulu agar makanan dan minuman yang kita makan dapat
bemanfaat untuk tubuh kita.
Kesimpulan
Dalam pergaulan bermasyarakat hendaknya kita mempunyai sikap sopan santun,
ramah tamah, saling menghargai, saling menghormati antara sesama. Sebab,
pencerminan etika seseorang terlihat dari segala kegiatan yang ia lakukan.
Dalam etika ini sudah
saya terapkan pada kegiatan sehari-hari yaitu dengan berdoa’ sebelum
makan,tidak berbicara pada saat bermakan,saling menghargai dan menghormati
antar sesame.
Etika mahasiswa
ketika di dalam kelas
Etika sungguh sangat
penting sekali bagi kita. Dimanapun kita berada, sedang apapun kita harus
mempunyai etika tidak terkecuali etika ketika kita berada di dalam kelas. Terus
apa saja etika yang harus kita lakukan ketika di dalam kelas?. Tentu saja
sangat banyak jawaban yang bisa diutarakan, antara lain adalah :
Sebelum masuk kelas
kita harus mengetok pintu terlebih dahulu dan mengucapkan salam, karena salam
adalah do’a untuk kita dan yang menjawab salam. Jika keadaan kita ketika masuk
kelas itu telat hendaknya kita meminta ma’af kepada guru atau dosen yang ada
kalau kita telat, dan memberikan alasan kenapa kita bisa telat.
Berpakaian yang rapi
dan sopan. Jika di dalam kelas, kita harus memakai baju berkerah, memakai
celana panjang dan memakai sepatu. Jika kita adalah siswa di sebuah sekolah
hendaknya kita memasukkan baju kita.
Kita harus
memperhatikan guru atau dosen yang sedang menjelaskan materi. Kita harus
menghargai mereka.
Jika kita ingin ke
belakang kita meminta ijin terlebih dahulu kepada guru atau dosen.
Bertutur kata
yang sopan, baik dan benar dengan guru atau dosen.
Dan masih banyak lagi
etika-etika yang harus kita lakukan ketika di dalam kelas. Kita harus ingat
bahwa dimanapun, kapanpun kita harus ber etika. Karena etika adalah salah satu
cermin kepribadian kita yang dilihat orang lain.
Dalam etika ini sudah
saya terapkan di dalam kelas, bersikap sopan santun, mengetuk kelas sebelum
masuk,dan memperhatikan dosen yang sedang mengajar.
Etika mahasiswa di
dalam kampus
Tidak hanya di dalam kelas, diluar
kelaspun atau bisa disebut di dalam kampus kita juga harus mempunyai etika. Apa
saja ya contohnya?, tentunya sudah tidak diragukan lagi banyak sekali etika
yang anda tahu dan yang harus kita lakukan. Pertama adalah menyapa jika kita
bertemu dengan teman, dengan dosen, karyawan yang ada dikampus. Jika kita
bertemu orang yang lebih tua dari kita hendaknya kita sapa dengan sapaan
mas/mbak, atau pak bu. Jika kita terbiasa dengan bahasa Jawa, kita harus
memakai bahasa krama ketika berbicara dengan orang yang lebih tua contohnya
dosen,karyawan ataupun staff yang ada di kampus.
Menghargai teman yang
sedang berbicara, mengeluarkan pendapat. Tidak berbicara, tertawa yang
terlampau keras karena suara kita bisa mengganggu orang lain yang ada di
sekitar kita. Tidak lupa jika kita akan masuk ke sebuah ruangan hendaknya
mengetok pintu dan mengucapkan salam kepada orang yang ada di dalam ruangan.
Hal lain adalah
ketika kita ada di kantin, ketika kita makan hendaknya tidak berbicara dengan
teman kita karena itu selain etika adalah bisa-bisa kita tersedak makanan yang
kia makan, selain itu kita tidak boleh makan dengan “mengecap”. Ketika kita
makan maupun minum kita harus duduk yang sopan, kita tidak boleh duduk dengan
kaki yang satu ada di atas atau orang Jawa bilang “JIGANG”. Ada lagi hal lain
yang kadang kita lakukan yaitu berkata-kata yang jorok seperti contohnya kata
yang identik dengan kotoran, dengan urusan perut kita, dan lain lain karena
kata-kata tersebut akan membuat orang yang sedang makan atau minum menjadi
tidak nafsu. Kita juga hendaknya tidak mengeluarkan kotoran seperti “ingus”
karena akan membuat orang hilang mood dalam makan atau minum.
Dalam etika ini sudah
saya terapkan didalam kampus yaitu dengan bertutur kata yang sopan santun agar
tidak menimbulkan perselisihan,menghargai teman yang sedang berbicara,dan tidak
berlebihan pada saat bercanda.
Etika mahasiswa di
luar kampus
Di atas tadi sudah membahas etika
mahasiswa ketika berada di dalam kampus, sekarang akan membahasa etika
mahasiswa ketika berada di luar kampus. Kita sebagai mahasiswa tentunya
dipandang berbeda oleh kebanyakan orang, mahasiswa adalah orang yang pintar,
orang yang intelek, orang yang luar biasa dan masih banyak lagi. Tidak lupa
mahasiswa tentunya mempunyai etika yang lebih baik daripada orang lain.
Etika mahasiswa
tentunya tidak hanya ada di dalam kelas ataupun di dalam kampus. Pastinya juga
ada di luar kampus. Salah satu contohnya adalaha bertutur kata yang baik kepada
semua orang, sopan berbicara kepada orang yang lebih tua.
Dalam etika ini sudah
saya terapkan diluar kampus yaitu dengan bertutur kata yang sopan santun agar
tidak menimbulkan perselisihan,menghargai teman yang sedang berbicara,dan tidak
berlebihan pada saat bercanda.
Etika pergaulan yaitu sopan santun /
tata krama dalam pergaulan yang sesuai dengan situasi dan keadaan serta tidak
melanggar norma-norma yang berlaku baik norma agama, kesopanan, adat, hukum dan
lain-lain.
Manusia dituntut
untuk saling berhubungan, mengenal dan membantu.
Agar tingkah laku
kita diterima dan disenangi oleh siapa saja yang bergaul dengan kita.
Tata krama dan
tingkah laku sehari-hari merupakan cermin pribadi kita sendiri
Yang harus
diperhatikan dalam etika pergaulan
Pandai menempatkan
diri
Dapat membedakan
bagaimana sikap kita terhadap orang yang lebih tua, sebaya, dan yang lebih
muda. Misalnya :
Orang yang lebih tua
/ yang dituakan harus kita hormati.
Orang yang sebaya
harus dihargai
Orang yang lebih muda
harus disayangi.
Dalam etika pergaulan
juga sudah saya terapkan,yaitu saling menghargai satu sama lain. Menghormati norma-norma
yang berlaku, dan bersikap sopan santun
Etika Lingkungan
Etika lingkungan hidup, berhubungan
dengan perilaku manusia terhadap lingkungan hidupnya, tetapi bukan berarti
bahwa manusia adalah pusat dari alam semesta (antroposentris). Lingkungan hidup
adalah lingkungan di sekitar manusia, tempat dimana organisme dan anorganisme
berkembang dan berinteraksi, jadi lingkungan hidup adalah planet bumi ini. Ini
berarti manusia, organisme dan anorganisme adalah bagian integral dari dari
planet bumi ini. Hal ini perlu ditegaskan sebab seringkali manusia bersikap
seolah-olah mereka bukan merupakan bagian dari lingkungan hidup.
Etika adalah hal yang
sering dilupakan dalam pembahasan perusakan lingkungan. Pada umumnya
pihak-pihak yang terlibat dalam konflik ini cenderung langsung menggunakan
fenomena-fenomena yang muncul di permukaan dan kemudian mencari penyebabnya
kepada aktivitas yang ada di sekitar fenomena tersebut (misalnya: Logging,
Pertambangan, Industri dll) sebagai tersangka dan untuk mendukung kecurigaan
tersebut digunakanlah bukti-bukti yang dikatakan ilmiah, walaupun sering
terjadi data yang dikemukakan tidak relevan.
Didalam etika ini,
saya masih belum terapkan misalnya pada sampah, saya masih saja membuang sampah
sembarangan yang mengakibatkan mencemari lingkungan. Mungkin secepat nya saya
akan terapkan dalam sehari-hari dengan tidak membuang sampah sembarangan lagi.
Etika bisnis
Etika bisnis merupakan cara
untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang
berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam
suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta
pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra
kerja, pemegang saham, masyarakat.
Perusahaan meyakini
prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan
kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati
kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Etika Bisnis dapat
menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan
menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan
dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.
Didalam etika ini
saya belum terapkan,sebab saya belum pernah mengikuti dalam dunia bisni.
Mungkin jika saya sudah kerja nanti saya akan terapkan etika dalam berbisnis
ini.
ETIKA BERTAMU
Diantara beberapa
adab/etika bertamu ke rumah orang lain adalah sebagai berikut:
1) Sebelum
masuk rumah, ucapkan salam sambil mengetuk pintu
2) Ketuk
pintu maksimal 3 kali. jika tidak ada sahutan, sebaiknya meninggalkan tempat
tersebut atau bertanya keberadaan shohibul bait kepada tetangga sebelah.
3) Janganlah
masuk rumah sebelum dipersilahkan masuk oleh tuan rumah, karena mungkin tuan
rumah belum siap dengan kedatangan kita (belum berjilbab,dll)
4) Pulanglah
jika tuan rumah tidak suka dengan kedatangan kita
5) Masuklah
dengan kaki kanan sambil menjabat tangan shohibbul bait, jika muhrim atau
sesama gender. Bila dengan lain jenis maka cukup memakai isyarat tangkupan
telapak tangan letakkan didada anda
6) Jangan
duduk terlebih dahulu sebelum dipersilahkan
7) Sebelum
menyampaikan maksud kedatangan, bangun rapport (hubungan baik) dengan pemilik
rumah. Misal: menanyakan kabar dll. terutama jika lama tidak bertemu
8) Duduk
dengan sopan, kaki tidak diangkat diatas kursi atau meja
Didalam etika ini
sudah saya terapkan,yaitu dengan member salam pada saat bertamu, bersikap dan
berbicara sopan santun, dan tidak bertamu sampai larut malam.
Etika Pergaulan
Dengan SesamaUmat Islam
Pergaulan antar sesama muslim
berkaitan dengan peraturan-peraturan tentang pergaulan umat Islam antar satu
golongan atau satu agama. Kita sebagai muslim dan umat Islam yang menganut
ajaran Allah harus mengetahui bagaimana etika pergaulan dikalangan masyarakat
muslim, yaitu kita harus bertingkah laku yang sopan santun, lemah lembut dan
tidak bertindak salah (keliru) kita harus bisa membedakan yang baik dan buruk
seperti halnya bagaimana kita menghadapi berita khayal (kosong) yang dibawa dan
disebarkan oleh orang fasik dan jail.
Cara menyelesaikan
persengketaan antar sesama orang muslim yang timbul dikalangan umat Islam,
yaitu dengan bersatu padu dalam satu tujuan melawan kejahilan orang karena pada
dasarnya muslim dan mu’min itu bersaudara hubungannya
sangat erat sekali bagaikan bangunan, jika satu penyangga hilang akan roboh,
begitu dengan kaum muslim satu ceroboh akan mendatangkan musibah.
Dalam etika ini sudah
saya terapkan misalnya bersilaturahmi satu sama lain,bersikap sopan
santun,lemah lembut, menghargai pendapat orang lain.
Etika Pergaulan
Dengan Orang Yang Berbeda Agama
Indonesia terdiri dari berbagai
macam suku, agama, ras dan lain-lain. Hal ini patut disyukuri karena perbedaan
itu tidak menjadikan suatu penghalang dalam kehidupan bermasyarakat. Itu
disebabkan adanya etika dalam kehidupan bermasyarakat khususnya etika pergaulan
dengan orang yang berbeda agama. Kita harus saling menghargai, menghormati dan toleransi
antara agama yang satu degan agama yang lainnya. Misalnya pada saat bulan suci
Ramadhan umat islam berpuasa namun yang non muslim menghargai yang berpuasa
dengan tidak mengganggu orang yang sedang berpuasa tersebut.
Dalam etika ini sudah
saya terapkan, misalnya pada saat puasa saya sebagai orang muslim,mengingatkan
teman saya yang non muslim dengan menghargai saya yang puasa, tidak mengganggu
saya pada saat berpuasa yang akan membuat batal pada puasa.
Etika Dalam Memandang
Mata adalah anugerah Allah yang
paling penting yaitu untuk melihat, mata disini yang dimaksud adalah untung
memandang hal-hal yang baik-baik saja, karena Rasulullah mengatakan “janganlah
kalian kaumku sekaian semua memandangi sesuatu yang tidak baik (buruk) dengan
matamu sekalian umatku.Jadi dalam etika memandang ini, mencegah kita dalam
perbuatan zina.
Dalam etika ini masih
kurang saya terapkan sebab masih saja misalnya para perempuan yang membuka
aurat nya, yang membuat saya sengaja maupun tidak sengaja melihat aurat itu
yang terbuka. Secepat nya akan saya terapkan etika ini.
Etika moral
Etika moral berkenaan dengan
kebiasaan berperilaku yang baik dan benar berdasarkan kodrat manusia. Apabila
etika ini dilanggar timbullah kejahatan, yaitu perbuatan yang tidak baik dan
tidak benar. Kebiasaan ini berasal dari kodrat manusia yang disebut moral.
Etika ini sudah saya
terapkan sehari-hari dengan berperilaku yang baik dan benar berdasarkan kodrat
manusia.
Etika kejujuran
Kejujuran, yaitu penuh
kepercayaan, bersifat jujur, sungguh-sungguh, terus-terang, tidak curang, tidak
mencuri, tidak menggelapkan, tidak berbohong.
Kejujuran barangkali sudah menjadi hal yang aneh di negeri ini, mulai dari
anak-anak sampai yang tua renta, yang rakyat biasa apalagi yang pejabat.
Kejujuran sepertinya sesuatu yang sangat sulit untuk dicari. Kerusakan moral
akibat tidak adanya kejujuran sudah menjadi sesuatu yang biasa, bahkan perilaku
jujur kadang justru mendapat ancaman di negeri ini. Sungguh ironi, seperti
berita yang mungkin masih hangat diingatan kita adanya wali murid yang ingin
anaknya jujur dalam ujian, justru menjadi sasaran amukan yang lain. Jujur
adalah perilaku yang baik, semua agama dan keyakinan mengajarkan kejujuran.
Tidak ada satu pun yang tidak menganjurkan.
Dalam etika ini masih
jarang saya terapkan, kadang masih saja saya tidak bersikap jujur khusus nya
ke orang tua. Insya Allah saya harus terapkan etika ini dan mengurangi bersikap
berbohong dengan orang tua.
Internet sebagai media interaktif
memberikan kita kemudahan yang sangat besar, tidak perlu lagi kita menghabiskan
banyak waktu dan uang untuk melakukan interaksi dengan orang lain. Bahkan
dengan internet kita langsung bisa interaksi dengan berbagai orang sekaligus
walau kita belum kenal secara visual dan bisa berasal dari mana saja di bumi
ini.
Tapi juga internet memiliki banyak kelemahan, dalam interaktif perlu membangun
suasana yang nyaman bagi lawan interaktif kita. Salah satu kelemahan internet
sebagai media interaktif yaitu:
1. Kita tidak tahu
kondisi emosi lawan interaktif,
2. Kita tidak tahu karakter lawan interaktif,
3. Kita bisa dengan tidak sengaja menyinggung perasaan seseorang.
Istilah yang dikenal
sebagai ‘netiket’ atau nettiquette. Netiket adalah etika dalam berkomunikasi
dalam dunia maya, di bawah ini khusus untuk berkomunikasi dalam sebuah
forum/milis:
1. Jangan Gunakan
Huruf Kapital
2. Kutip Seperlunya
3. Perlakuan Terhadap
Pesan Pribadi
4. Hati-hati terhadap
informasi/ berita hoax
5. Ketika ‘Harus’
Menyimpang Dari Topik (out of topic/ OOT)
6. Hindari Personal
Attack
7. Kritik dan Saran
yang Bersifat Pribadi Harus Lewat PM (Personal Message)
8. Dilarang menghina
Agama
Dll
Didalam etika ini
sudah saya terapkan dengan . Perlakuan Terhadap Pesan Pribadi, tidak menyimpang
dari topik, dan tidak menghina agama.
Etika
dalam bekerja
Etika dalam bekerja:
berarti prilaku menghormati pekerjaan, profesionalisme, kedisiplinan dalam
pekerjaan, dan sikap baik dalam melakukan pekerjaan
beberapa karakter
etika dalam pekerjaan:
· kemampuan
berinteraksi antar sesama: meliputi kebiasaan, sikap kerja, kesopanan
penampilan, dan interaksi sesama pekerja dilingkungan tempat kita bekerja.
orang-orang ini cenderung memiliki sikap apresiasi terhadap orang lain/Rekan
Kerja, bersahabat, mampu berkerja sama.
· Inisiatif:
ini termasuk kedalam aksi dalam memulai langkah awal, ini merupakan langkah
penting dalam memulai pekerjaan, tanpa inisiatif, kita akan kehilangan
kesempatan dan akan menjadi masalah serius dan akan memungkinkan kita
kehilangan pekerjaan
· Keteguhan:
keteguhan yang dimaksud adalah keseriusan memegang kepercayaan, jujur dan tepat
waktu.
Etika ini belum saya
terapkan sebab saya belum memasuki dunia kerja, tapi didalam etika bekerja ini
akan sama dengan etika di kampus salah satu nya dengan bersikap sopan santun.
ETIKA DALAM
BERDISKUSI
Cara Menyampaikan
Pendapat Dalam Diskusi dan Implementasinya , Menyampaikan
Persetujuan, Sanggahan, dan Penolakan Dalam Diskusi
Diskusi berarti
bertukar pikiran. Diskusi merupakan suatu bentuk tukar pikiran yang teratur dan
terarah, baik dalam kelompok kecil maupun besar. Diskusi bertujuan untuk
mendapatkan suatu pengertian, kesepakatan, dan keputusan bersama mengenai suatu
masalah. Salah satu ciri yang paling menonjol dalam diskusi adalah adanya forum
tanya jawab.
Persiapan sebuah
diskusi sangat bergantung pada bentuk diskusi yang dipilih. Ada beberapa tahap
yang harus diperhatikan pada saat akan mengadakan diskusi, yakni sebagai
berikut.
· Menentukan
topik yang menarik untuk dibahas dalam diskusi.
· Merumuskan
tujuan yang hendak dicapai sesuai dengan topik yang dipilih.
· Menentukan
pemimpin diskusi atau moderator. Moderator dalam diskusi
· Menenrukan
panelis, pembicara, atau narasumber. Pembicara diskusi mempunyai tugas:
1. menyiapkan
dan menguraikan bahan atau materi yang akan didiskusikan;
2. menyampaikan
materi yang telah disiapkan;
3. menjawab
tanggapan-tanggapan para peserta diskusi atau audiens.
· Menentukan
sekretaris diskusi atau notulis. Notulis bertugas mencatat hal-hal penting
selama jalannya diskusi.
· Dalam
diskusi biasanya muncul pendapat atau tanggapan berupa dukungan atau sanggahan
terhadap pendapat peserta diskusi. Pernyataan dukungan atau sanggahan tersebut
tetap harus disampaikan dengan bahasa yang baik dan santun.
Etika ini sudah saya
terapkan dalam berdiskusi yaitu dengan menghargai pendapat orang lain,
menyampaikan dengan bahasa yang baik dan benar,sopan santun.
Didalam kehidupan sehari – hari
bercanda itu merupakan hal yang lumrah yang sering sekali kita lakukan, mungkin
pada saat berbicara, bermain, dan lain sebagainya. Terkadang bercanda sudah
menjadi semacam bumbu dalam pembicaraan. Namun terkadang kita mendengar dan
melihat seseorang yang berlebihan dalam bercanda. Mungkin bercanda melalui kata
– kata yang dilontarkannya, atau bisa juga bercanda dari tingkah lakunya.
Bercanda sih boleh, tetapi kita juga harus punya batasan didalam bercanda. Kita
juga harus melihat dengan siapa kita bercanda. Karena tidak semua orang yang
mengerti maksud dan tujuan kita, bisa saja kita yang niatnya hanya bercanda,
tetapi orang lain mengartikannya berbeda, dan menyebabkan dia tersinggung.
Didalam bercanda
sebaiknya tidak mengandung unsur menyakiti perasaan salah seorang di antara
manusia. Dan juga tidak mengandung nama Allah, ayat-ayat-Nya, Sunnah rasul-Nya
atau syi`ar-syi`ar Islam.
Karena itulah didalam bercanda pun kita harus mempunyai etika. Akankah lebih
baik jika bercanda kita lakukan untuk hal – hal yang lebih positif. Misalnya
untuk menghibur teman atau saudara yang sedang bersedih, dan masih banyak lagi
lainnya.
Etika ini sudah saya
terapakan yaitu dengan bercanda yang dapat menyinggung dan menyakiti perasaan
orang lain.
Etika Menjenguk Orang
Sakit
Untuk orang yang
berkunjung (menjenguk):
1. Hendaknya tidak
lama di dalam berkunjung, dan mencari waktu yang tepat untuk berkunjung, dan
hendaknya tidak menyusahkan si sakit, bahkan berupaya untuk menghibur dan
membahagiakannya.
2. Hendaknya mendekat
kepada si sakit dan menanyakan keadaan dan penyakit yang dirasakannya, seperti
mengata-kan: “Bagaimana kamu rasakan keadaanmu?”. Sebagai-mana pernah dilakukan
oleh Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam.
3. Mendo`akan semoga
cepat sembuh, dibelaskasihi Allah, selamat dan disehatkan. Ibnu Abbas
Radhiallaahu anhu telah meriwayat-kan bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi wa
Sallam apabila beliau menjenguk orang sakit, ia mengucapkan: “Tidak apa-apa.
Sehat (bersih) insya Allah”. (HR. Al-Bukhari). Dan berdo`a tiga kali
sebagai-mana dilakukan oleh Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam.
4. Mengusap si sakit
dengan tangan kanannya, dan berdo`a: “Hilangkanlah kesengsaraan (penyakitnya)
wahai Tuhan bagi manusia, sembuhkanlah, Engkau Maha Penyembuh, tiada kesembuhan
kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit”.
(Muttafaq’alaih).
5. Mengingatkan si
sakit untuk bersabar atas taqdir Allah Subhanahu wa Ta’ala dan jangan
mengatakan “tidak akan cepat sembuh”, dan hendaknya tidak mengharapkan
kematiannya sekalipun penyakitnya sudah kronis.
6. Hendaknya
mentalkinkan kalimat Syahadat bila ajalnya akan tiba, memejamkan kedua matanya
dan mendo`akan-nya. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam telah bersabda:
“Talkinlah orang yang akan meninggal di antara kamu “La ilaha illallah”. (HR.
Muslim).
Didalam etika ini
sudah terapkan yaitu tidak lama di dalam berkunjung, dan mencari waktu
yang tepat untuk berkunjung, dan hendaknya tidak menyusahkan si sakit, bahkan
berupaya untuk menghibur dan membahagiakannya.